Romulus Augustus
Romulus Augustus | |||||
---|---|---|---|---|---|
Kaisar dari Kekaisaran Romawi Barat | |||||
Berkuasa | 31 Oktober 475 – 4 September 476 | ||||
Pendahulu | Julius Nepos | ||||
Penerus | Odoacer (sebagai Raja Italia) | ||||
Kematian | tidak diketahui, setelah 476 namun sebelum 488 tidak diketahui, kemungkinan Castellum Lucullanum | ||||
| |||||
Ayah | Orestes |
Romulus Augustus (lahir sekitar tahun 460 M – meninggal setelah 476 M, tanggal pasti tidak diketahui), juga dikenal sebagai Romulus Augustulus, adalah kaisar Romawi Barat yang terakhir, memerintah dari tanggal 31 Oktober 475 M hingga 4 September 476 M. Pemerintahannya dianggap sebagai titik akhir Kekaisaran Romawi Barat, sekaligus sebagai awal dari periode Abad Kegelapan di Eropa. Nama "Augustulus" adalah bentuk pengecilan dari "Augustus", yang berarti "Agustus kecil" atau "Agustus muda", dan digunakan sebagai sindiran karena usianya yang muda dan karena ia dianggap sebagai boneka oleh banyak sejarawan.
Latar Belakang
[sunting | sunting sumber]Romulus lahir pada sekitar tahun 460 M, kemungkinan di Ravenna, ibu kota Kekaisaran Romawi Barat pada masa itu. Ia adalah putra dari Orestes, seorang jenderal Romawi yang sebelumnya bekerja di bawah Raja Attila dari Hun. Orestes sendiri memiliki asal-usul campuran Romawi dan barbar, dan dia dikenal karena keterampilannya dalam politik dan militer.
Pada tahun 475 M, Orestes memimpin pemberontakan melawan Kaisar Romawi Barat Julius Nepos. Setelah berhasil mengusir Nepos dari Italia, Orestes mengangkat putranya, Romulus, sebagai kaisar baru pada tanggal 31 Oktober 475 M, meskipun kekuasaan sebenarnya tetap berada di tangan Orestes.
Pemerintahan Romulus Augustus
[sunting | sunting sumber]Romulus Augustus, saat naik tahta, masih sangat muda—diperkirakan berusia sekitar 15 atau 16 tahun—dan oleh karena itu tidak memiliki pengalaman dalam memerintah. Pemerintahannya dianggap lemah dan tidak sah oleh banyak pihak, karena dia tidak diakui oleh Julius Nepos, kaisar sah yang tetap berkuasa di Dalmatia, dan oleh Kaisar Romawi Timur, Zeno.
Selama masa pemerintahannya, Romawi Barat sudah berada dalam keadaan keruntuhan. Ekonomi hancur, dan serangan dari suku-suku barbar seperti Heruli dan Ostrogoth terus meningkat. Romulus tidak mampu menghadapi tantangan ini karena kekuasaannya terbatas dan tergantung sepenuhnya pada ayahnya.
Kejatuhan Romulus Augustus
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 476 M, Orestes menghadapi pemberontakan yang dipimpin oleh Odoacer, pemimpin suku Heruli yang berkuasa di Italia. Orestes terbunuh, dan pasukan Odoacer bergerak ke Ravenna, di mana Romulus Augustus berada. Pada tanggal 4 September 476 M, Odoacer memaksa Romulus untuk turun tahta. Dengan demikian, Romulus Augustus menjadi kaisar Romawi Barat terakhir.
Odoacer menolak untuk mengangkat pengganti Romulus dan malah mengirimkan lambang kekaisaran Romawi Barat kepada Kaisar Zeno di Konstantinopel, sebagai tanda bahwa tidak akan ada lagi kaisar Romawi Barat yang independen. Hal ini menandai secara simbolis berakhirnya Kekaisaran Romawi Barat, meskipun wilayah Italia tetap menjadi bagian dari Kekaisaran Romawi Timur secara nominal.
Nasib Setelah Penggulingan
[sunting | sunting sumber]Setelah dipaksa turun tahta, nasib Romulus tidak tercatat dengan jelas dalam sejarah. Menurut beberapa sumber, Odoacer menyayangkan usia mudanya dan memberinya perlindungan, serta mengirimnya untuk tinggal di istana keluarga di Campania, Italia selatan. Kehidupan Romulus setelah ini tetap menjadi misteri, meskipun diperkirakan ia hidup dalam ketidakjelasan hingga kematiannya.
Beberapa catatan dari sejarawan Cassiodorus menyatakan bahwa ia menerima tunjangan dari Odoacer dan mungkin hidup nyaman dibandingkan dengan nasib kaisar-kaisar sebelumnya yang sering dibunuh atau diasingkan. Tanggal kematiannya tidak diketahui secara pasti, tetapi diperkirakan dia meninggal pada awal abad ke-6 M.
Lihat Juga
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- Bryce, James Bryce. The Holy Roman Empire, Schocken Books, 1961.
- Gibbon, Edward, The History of the Decline and Fall of the Roman Empire, David Womersley, ed. London; Penguin Books, 1994.